Analisis Bangkrutnya Easment Kodak Corporation Dalam
Persaingan Bisnis
Latar Belakang
Setiap
perusahaan senantiasa harus dapat memprediksi perubahan- perubahan yang terjadi
dalam lingkungan sehingga perusahaan dapatmengantisipasi dan dapat menyesuaikan
diri di masa mendatang. Perubahan- perubahan yang terjadi dalam lingkungan
dapat berwujud perkembangan
teknologi,
perubahan kondisi sosial ekonomi dan politik, perubahan kualitas dan sikap
karyawan, semakin pentingnya tanggung jawab sosial organisasi dansebagainya.
Pengelolaan perubahan secara efektif tidak hanya diperlukan bagi kelangsungan hidup
perusahaan tapi juga sebagai tantangan pengembangan.
Di
era globalisasi ini, tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi masa kini berkembang
sangat pesat mengikuti perkembangan zaman. Hal ini dapat dibuktikan dengan
banyaknya inovasi-inovasi yang telah diciptakan didunia ini. Dari sesuatu yang
sederhana, hingga sesuatu yang menghebohkan dunia. Kemajuan teknologi memang
sangat penting untuk memenuhi keperluan kehidupan manusia zaman sekarang.
Karena teknologi adalah salah satu penunjang kemajuan manusia. Di banyak
belahan masyarakat, teknologi telah
membantu
memperbaiki ekonomi, sistem sosial, dan lain-lain.
Salah
satu contoh perkembangan teknologi adalah terciptanya berbagai inovasi kamera digital.
Kamera merupakan salah satu penemuan penting bagi umat manusia. Karena
hanya dengan bidikan kamera, manusia dapat merekam dan mengabadikan
berbagai kenangan. Sehingga tidak mengherankan bila manusia selalu
menginginkan inovasi-inovasi pembaharuan teknologi digital agar semakin
canggih.
Eastman
Kodak Corporation atau dikenal dengan sebutan Kodak, dulu merupakan salah satu
perusahaan peralatan fotografi terkemuka di dunia. Didirikan sekitar 130
tahun yang lalu, perusahaan Amerika itu pernah menjadi pemimpin industri
peralatan fotografi. Bahkan Kodak juga yang memperkenalkan teknologi kamera
digital kepada dunia.
Namun,
teknologi itulah yang lambat laun menghantam bisnis Kodak, yang selama dekade
1980an hingga 1990an sudah merasa nyaman sebagai pemain nomor satu industri
fotografi. Konsumen kini sudah meninggalkan pemakaian film yang menjadi
bisnis inti Kodak dan sejumlah kompetitor telah mengembangkan produk
kamera digital. Apalagi saat ini telah muncul teknologi ponsel pintar, yang
dilengkapi dengan kamera beresolusi tinggi.
Menurut
kantor berita Reuters, Kodak mengajukan perlindungan pailit ke Pengadilan di Kota New
York. Di Amerika Serikat, perusahaan yang jatuh bangkrut berhak mengajukan
perlindungan pailit ke pengadilan, sesuai peraturan agar tidak sampai
dilikuidasi.
Profil Perusahaan Eastman Kodak
Eastman
Kodak Company merupakan sebuah
perusahaan multinasional yang berbasis di Rochester, New
York.Didirikan oleh George
Eastman dan Henry Strong. Perusahaan ini menghasilkan
berbagai macam produk kamera, fotografi, pencetak, dan lain-lain.
Pada
tahun 1888, Kodak dilahirkan sebagai “brand”. Kamera portabel pertama
diperkenalkan dan menandai kelahiran fotografi snapshot. Kodak kemudian dikenal
dengan slogan “You press the button – we do the rest.” (Kamu tekan tombolnya -
kami lakukan sisanya). Pada tahun 1892, nama perusahaan berubah menjadi Eastman
Kodak Company of Newyork. Pada saat itu, produk Kodak telah mencapai distribusi
di luar Amerika Serikat, terutama di Perancis,Jerman, dan Italia dengan kantor
pusat di London dan sebuah pabrik di luar London.
Dengan
visi membawa fotografi ke lebih banyak orang dengan harga serendah mungkin, Kodak
mengembangkan Folding Pocket Camera pada tahun1898. Ini adalah ayah dari kamera
roll film modern. Kemudian Kodak mengeluarkan Kodakolor Film, kamera, proyektor
dan menjualnya dengan harga
terjangkau.
Pada tahun 1963, Kodak memperkenalkan Kamera Instamatic. Inirevolusi fotografi
amatir dan menjadi hits besar karena ini terjangkau dan mudah digunakan. Selanjutnya
Kodak mulai mempelajari potensi komputer dan membuatterobosan besar di tahun
1975, saat salah satu insinyur yaitu Steve Sasson, menemukan kamera
digital.
Selama
bertahun-tahun Eastman Kodak lebih lanjut memberikan kontribusi terhadap
perkembangan fotografi. Selama abad ke-20, Kodak memegang peranan yang dominan
dan menjadi pioner dalam perkembangan fotografi film, bahkan pada tahun 1976 menguasai 90% market di Amerika Serikat. Saat itu Kodak terkenal
dengan tagline-nya "Kodak moment".
Namun
memasuki abad ke-21, perusahaan ini mulai mengalami kemunduran dan pada 19 Januari 2012, perusahaan ini resmi
mengajukan permohonan mendapat perlindungan kepailitan. Ini berawal, sejak
ditemukannya teknologi digital fotografi, fotografi film mulai ditinggalkan dan
berdampak terhadap merosotnya kinerja Kodak.
Penjabaran Kasus
Kasus
bangkrutnya perusahaan fotografi Eastman Kodak Corporation memang sudah menjadi
rahasia umum. Berita ini sudah mulai menyebar diseluruh media selama awal tahun
2012 lalu. Perusahaan Eastman Corporation atau yang biasa dikenal dengan
sebutan Kodak, dulu dikenal sebagai salah satu perusahaan peralatan fotografi
terkemuka di dunia. Kini, Kodak jatuh bangkrut setelah gagal beradaptasi dengan
kemajuan teknologi di tengah populernya kamera digital dan ponsel pintar
berfitur kamera.
Menurut
kantor berita Reuters, Kodak mengajukan perlindungan pailit ke Pengadilan di Kota
New York pada 19
Januari 2012. Di
Amerika Serikat, perusahaan yang jatuh
bangkrut berhak mengajukan perlindungan pailit ke pengadilan, sesuai peraturan
yang berlaku agar tidak sampai dilikuidasi. Selanjutnya pengadilan
akan menentukan apakah perusahaan yang bangkrut ini, sesuai kesepakatan
dengan pihak-pihak kreditur, bisa diselamatkan melalui penjualan aset atau
restrukturisasi korporat. Dewan Direktur dan seluruh tim senior manajemen yakin
bahwa itu merupakan langkah yang benar untuk masa depan Kodak. Untuk bertahan,
Kodak mengungkapkan telah mendapat pinjaman berjangka 18 bulan dari Citigroup
sebesar US$950 juta.
Didirikan
130 tahun lalu, perusahaan Amerika itu pernah merajai industri peralatan
fotografi seperti penjualan kamera dan film. Bahkan Kodak pulayang
memperkenalkan teknologi kamera digital. Namun, tanpa disadari teknologi itulah yang lambat laun
menghantam bisnis Kodak, yang selama dekade 1980an hingga 1990an sudah
merasa nyaman sebagai pemain nomor satu industri fotografi. Konsumen
kini sudah meninggalkan pemakaian film yang menjadi bisnis inti Kodak dan
sejumlah kompetitor mengembangkan produk kamera digital. Apalagi kini
muncul teknologi ponsel pintar, yang dilengkapi dengan kamera beresolusi
tinggi.
Menurut
sejumlah pengamat, perusahaan pelopor fotografi tersebut tak sanggup melawan
arus digital yang semakin berkembang setiap tahun. Tidak seperti IBM dan Xerox
Corp, yang sukses menciptakan arus pendapatan baru saat bisnis mereka menurun.
Mereka menilai kesalahan Kodak membuang proyek- proyek baru terlalu cepat yang
menyebarkan investasi digital terlalu luas, dan puas pada penilaian Rochester,
New York, yang memberhentikan perusahaan untuk dapat berinovasi pada teknologi
lain. Kodak tak pernah mengembangkan
kehadiran
teknologi baru di pusat-pusat dunia.
Sejak
1888, George Eastman menciptakan sebuah mesin yang menangkap gambar pada
pelat kaca besar. Tak puas dengan terobosan itu, diamelanjutkan untuk
mengembangkan film roll dan kemudian kamera Brownie. Selanjutnya pada tahun
1960, Kodak mulai mempelajari potensi komputer dan membuat terobosan besar
di tahun 1975 yaitu saat salah satu insinyur, Steve Sasson, menemukan
kamera digital.
Namun,
Kodak tak segera peka terhadap potensi pasar tersebut dan tak fokus pada
high-end kamera bagi pasar niche. Para eksekutif juga takut mengorbankan penjualan
film yang merupakan produk inti mereka.
Bahkan
seorang profesor yang menulis sejarah Kodak dari Universityof Missouri
berpendapat bahwa George Eastman wafat dengan menyisakan pengaruh yang membuat
Kodak tetap berada di tempat dan tidak mengembangkan produknya, tapi itu tidak
memungkinkan orang untuk bergerak maju.
Selain
itu, penyebab kebangkrutan Kodak karena perusahaan tersebut melewatkan peluang
bisnis. Di Consumer Electronics Show di Las Vegas tahunan pada 2011 lalu, Perez
dan Kodak memperkenalkan dua kamera baru yang diyakini bisa terhubung secara
nirkabel dengan printer dan posting foto ke Facebook. Namun beberapa pengulas
gadget mengatakan kamera baru tidak bisa terhubungke web tanpa membonceng pada
smartphone atau koneksi Wi-Fi. Analis mengatakan Kodak bisa menjadi sebuah
kelompok media sosial jika telah berhasil meyakinkan konsumen untuk menggunakan
layanan online untuk menyimpan, berbagi, dan mengedit foto-foto mereka. Tapi
sebaliknya, Kodak terlalu berfokus pada perangkat dan kalah dalam pertempuran
online untuk jaringan sosial seperti Facebook.
Dalam
beberapa tahun terakhir, pendapatan Kodak pun terus menurun tajam. Dulu
mempekerjakan lebih dari 60.000 orang di mancanegara, Kodak kinihanya memiliki
sekitar 7.000 pekerja. Nilai pasarnya pun kini tenggelam hinggadi bawah US$ 150
juta dari sebelumnya, sekitar 15 tahun lalu, senilai US$ 31miliar. Dalam
beberapa tahun terakhir, pimpinan perusahaan gagal memulihkan keuntungan tahunan. Kas
yang terus terkuras membuat Kodak kesulitan memenuhi kewajibannya terhadap
karyawan dan pensiunannya.
Kemudian
Pemimpin Kodak, Antonio Perez mengajukan perlindungan kebangkrutan lewat proses
pailit, yang akan memungkinkan Kodak untuk terus bekerja memaksimalkan aset
teknologinya. Manajemen Kodak sempat
menyatakan
akan fokus ke industri percetakan dan produk konsumen lain. Perusahaan yang
berusia lebih dari 130 tahun itu mengaku telah mendapatkan pinjaman dari
Citigroup senilai US$ 950 juta, untuk kurun waktu 18 bulan. Pinjaman dan
perlindungan pailit AS memberi kesempatan kepada Kodak untuk menemukan pembeli
1.100 paten teknologi produk fotografinya. Hal ini menjadi kunci untuk dapat terus
merestrukturisasi dan membayar ribuan karyawannya.
Analisa dan Studi Kasus
Analisis penyebab bangkrutnya Perusahaan Kodak East
Corporation.
Perusahaan
fotografi yang sangat terkenal pada abad ke-20 atau yang biasa dikenal dengan
Kodak secara resmi mengajukan perlindungan pailit ke Pengadilan Kota New York pada awal tahun
2012 lalu. Ini menunjukkan bahwa perusahaan besar tidak selamanya selalu diatas
tingkat penjualannya dan bukan berarti perusahaan akan aman dari kata
“bangkrut”. Setiap perusahaan harus dapat mengantisipasi segala sesuatu yang
dapat menyebabkan kerugian atau bahkan kebangkrutan bagi perusahaan. Alasan
yang menyebabkan kebangkrutan dari Perusahaan Eastman Kodak dapat dilihat dari
beberapa sudut pandang teori manajemen, yaitu :
Learning Organization
Di
dalam lingkungan industri, setiap perusahaan seharusnya selalu dapat menyesuaikan diri
dengan perkembangan yang sedang terjadi dipasar.Setiap orang dalam perusahaan
harus dapat mengembangkan potensi perusahaan, dan melakukan observasi secara
berkelanjutan untuk mencapaihasil yang terbaik bagi perusahaannya.
Hal
ini yang tidak dilakukan oleh perusahaan Eastman Kodak Corporation. Kodak
seharusnya dapat mengembangkan potensi yang ada. Terlebih sebenarnya pelopor
pertama kamera digital adalah perusahaan Kodak. Pastinya sumber daya
manusia yang ada didalamnya juga memiliki kapasitas yang memadai apabila
dilatih dan dimaksimalkan potensinya untuk dapatmenciptakan produk-produk baru
yang memiliki tingkat inovasi lebih tinggidalam hal menghadapi perubahan
teknologi yang sedang berkembang.
Tetapi
perusahaan ini terlalu puas dengan apa yang diraih pada masa kejayaannya yaitu abad
ke 20 sehingga membuat Kodak berdiam diri dan tidak mengembangkan potensi
produknya. "Status quo membunuh Kodak”. Berdiam diri di era yang terus
bergerak tak akan membuat perusahaan berjalan dengan baik. Baik perusahaan
besar maupun kecil harus tetap bergerak maju beberapa langkah kedepan,
begitupun dengan perusahaan Kodak. Akibatnya perusahaan ini terlambat
mengantisipasi trend kamera digital yang sekarang sedang berkembang di pasar
sehingga berada dalam kondisi sesulit ini.
Dengan
kerugian atau penurunan penjualan produknya, Kodak seharusnya dapat belajar
dari pengalaman dan mencoba untuk berinovasi lebih baik dengan mengeluarkan
berbagai produk yang dapat membuatnya bangkitdari keterpurukan. Namun
perusahaan ini memang belum memiliki kemampuan “Learning Organization”. Dia
tidak dapat menganalisis keberhasilan atau kegagalan dari dikeluarkannya suatu
sistem atau produk baru. Ini terbukti
dengan biarpun perusahaan ini mencoba mengeluarkan produk kamera digital namun
produk ini tidak booming dipasaran karena dinilai masih kurang memenuhi permintaan
atau selera konsumen yang selalu berubah mengikuti perkembangan teknologi.
Managing for Competitive Advantage
Sebuah
kunci untuk memahami kesuksesan dari sebuah perusahaan, baik nasional maupun
internasional bukanlah dilihat dari berapa banyak industri dimana perusahaan
beroperasi akan memengaruhi masyarakat atauseberapa besar perusahaan itu akan
bertumbuh. Kuncinya adalah keunggulan kompetitif yang dijalankan oleh
perusahaan dan bagaimana keunggulan itudapat dipertahankan dan diperbaharui.
Keunggulan
kompetitif adalah kelebihan yang dimiliki oleh suatu produk dibanding dengan
produk pesaing agar dapat menarik perhatian konsumen dan meningkatkan
penjualan. Untuk dapat bertahan dibidangnya, perusahaan harus memiliki
keunggulan atas para pesaing dan mendapatkan keuntungan. Keunggulan kompetitif
yang ditekankan oleh perusahaan Eastman Kodak Corporation dari mulai awal
pendiriannya adalah memberikan kualitas tinggi dan inovasi pada setiap
produknya.
Dari
awal pendiriannya Kodak selalu memperhatikan kualitas padatiap produk yang
dihasilkannya. Kualitas yang ditawarkan mencakup kinerja produk yang baik,
layanan terhadap konsumen, tanggung jawab terhadap kecacatan atau
kerusakan produk yang dihasilkan, kesesuaian dengan standar-standar yang telah
ditetapkan, daya tahan, dan estetika bentuk produk.
Pada
abad ke-20, Kodak menjadi satu-satunya perusahaan dimana banyak orang
mempercayakan kenangan yang berharga bagi mereka untuk diabadikan dengan produk
fotografi Kodak. Hal itu disebabkan karena Kodak menawarkan kualitas gambar
yang baik untuk setiap hasil bidikan kamera filmnya. Kodak juga bertanggung jawab
dengan memberikan garansi untuk setiap produknya selama batas waktu tertentu.
Selain itu, produk Kodak juga memiliki daya tahan yang cukup kuat dan tahan
lama.
Namun
mempertahankan saja tidak cukup. Setiap perusahaan seharusnya dapat
memperbaharui kualitasnya agar lebih baik sesuai dengan kemajuan teknologi.
Melihat keadaan Kodak yang tidak dapat beradaptasidengan perkembangan teknologi
digital saat ini, maka kualitas pun sudah tidak dapat diandalkan lagi sebagai
Competitive Advantage perusahaan. Kualitas produk para pesaing seperti Nicon
atau Canon sudah jauh diatas Kodak. Kini biarpun Kodak telah mengeluarkan
kamera digital namun kinerja produk Kodak masih terbatas dan kualitas gambar
yang dihasilkannya belum dapat menyamai atau bahkan melampaui para pesaing.
Untuk
hal inovasi, Perusahaan Kodak juga tidak dapat diragukan lagi keberadaaannya
pada abad yang lalu. Secara terus-menerus Kodak berinovasi menciptakan
produk-produk dengan fitur yang lebih baik dari sebelumnya. Perusahaan ini
menciptakan berbagai jenis kamera dari mulai Folding PocketCamera, Kodakolor
film, Kamera Instamatic hingga kamera digital pertama.
Namun
untuk tetap menjadi perusahaan besar yang sukses, hanya dengan menciptakan
suatu competitive advantage itu belumlah cukup.Perusahaan harus senantiasa
mempertahankan dan memperbaharuinya agar tetap mempunyai daya saing yang tinggi
terhadap perusahaan lain.
Di
dalam lingkungan industri, setiap perusahaan seharusnya selalu menyesuaikan diri
dengan perkembangan yang sedang terjadi dipasar agar tidak ketinggalan
teknologi dengan perusahaan pesaing lainnya. Perusahaan harus mengikuti trend
yang sedang digandrungi oleh masyarakat agar dapat menarik perhatian
konsumen dan meningkatkan penjualan produk-produknya.
Sayangnya
saat sudah menjadi besar dan sukses dengan kamera filmnya, perusahaan ini
berhenti berinovasi dan tidak dapat memperbaharui inovasinya. Kodak terlalu
fokus pada produksi kamera analog dibandingkan dengan mengembangkan dirinya
untuk dapat memberikan inovasi kamera digital bagi konsumen.
Akibatnya
perusahaan ini terlambat mengantisipasi trend kamera digital yang sekarang
sedang berkembang di pasar sehingga berada dalamkondisi sesulit ini. Meskipun
menurut beberapa fotografer mengatakan bahwa pasar kamera analog tidak akan
hilang, namun jumlah kapasitas produksinyaakan semakin kecil.
Karena
seperti yang diketahui, masyarakat sekarang lebih memilih untuk menggunakan
kamera digital yang sistem penggunaannya lebih sederhana, harga lebih
terjangkau (tergantung brand dan kualitas) dan hasil pemotretan yang jauh lebih
bagus. Dibandingkan dengan kamera analog yang harus mengeluarkan uang
lebih banyak untuk membeli film dan sistem pencetakan yang agak sulit.
Environment Analysis
Pemantauan Lingkungan (Environment Scanning)
Langkah
pertama yang mungkin dilakukan untuk menghadapi ketidakpastian dalam
lingkungan adalah dengan menentukan hal apa saja yang penting bagi perusahaan.
Namun sering kali perusahaan mengabaikannya kemudian menyesali
tindakan-tindakan tersebut
dikemudian
hari.
Penyesalan
inilah yang sedang dialami Kodak. Perusahaan fotografi tersebut
sebenarnya berkesempatan besar untuk menjadi perusahaan yang memproduksi kamera
digital yang terbaik, karena Kodak yang pertama kali menemukan kamera digital.
Namun perusahaan tidak melihat potensi tersebut dan akhirnya kehilangan
kesempatan mendapatkan pasar yang penting yang telah direnggut oleh perusahaan
pesaing.
Seharusnya
tidak akan terjadi hal seperti itu apabila Kodak melakukan pemantauan
lingkungan sebelumnya. Para manajer harusmencari informasi seperti pesaing,
hambatan, produk substitusi, keadaanekonomi, perubahan teknologi, dan
lain-lain. Pemantauan lingkungan
diperlukan
untuk memahami perubahan-perubahan, kesempatan-kesempatan, dan ancaman-ancaman
di lingkungan sekitarnya.
Pengembangan Skenario (Scenario development)
Setiap
perusahaan sudah sejatinya harus dapat memperkirakan atau menentukan pengaruh
kekuatan lingkungan terhadap perusahaan mereka. Mereka biasanya
mengembangan skenario-skenario untuk masa depan. Jika perusahaan Kodak sudah
melakukan pengembangan skenario-skenario untuk perusahaannya, maka tidak akan
terjadi kondisi sesulit ini. Karena mereka sudah membuat rencana-rencana
kemungkinan yang akandilakukan bila terjadi hasil yang berbeda-beda.
Seperti
halnya kemajuan teknologi dan tindakan pesaing-pesaing seperti Canon dan Nicon
yang semakin agresif, Kodak seharusnya sudah memiliki rencana
alternatif yang akan dijalankan untuk dapat bertahan dan menyaingi
pesaing-pesaingnya tersebut.
Peramalan (Forecasting)
Peramalan
perlu dilakukan untuk memperkirakan bagaimana tepatnya beberapa
variabel akan berubah dimasa depan. Ini yang merupakankesalahan dari para
manajer Kodak. Mereka tidak dapat memperkirakan kemajuan teknologi dan selera
masyarakat yang semakin berkembang, serta jumlah permintaan atas produk kamera
analog yang semakin lama semakin berkurang karena adanya kamera digital.
Tolak Ukur (Benchmarking)
Terkadang
untuk menghasilkan produk yang baik, perusahaan harus memilih dan
mengidentifikasi kinerja produk dari perusahaan yang terbaik dibidangnya.
Seperti halnya pada saat mulai mengalami kerugian, Kodak seharusnya dapat mengidentifikasi
produk kamera digital yang terbaik untuk memahami sumber competitive advantage
mereka dan selanjutnya mengembangkan
produk dengan inovasi yang lebih baik. Bukan seperti saatini, Kodak hanya
mengeluarkan kamera digital yang fiturnya tidak lebih baik bahkan dibawah
kualitasnya dibandingkan dengan para pesaingnya. Sehingga kamera
digitalnya tidak begitu laku dipasaran karena kurang memenuhi selera pasar.
Competitive Environment
Pembeli (Buyers)
Dengan
adanya para pesaing seperti Canon, Nicon, Sony dan lain-lain membuat konsumen
memiliki banyak pilihan dalam membeli kamera. Hal ini membuat
kekuatan tawar-menawar pembeli menjadi sangat kuat, karena konsumen bisa
sangat selektif dalam menentukan pilihannya. Selera masyarakat juga
berubah-ubah mengikuti trend yang sedang terjadi.Seiring perkembangan zaman
disertai dengan kemajuan teknologi dan kesibukan masyarakat maka mereka lebih
menginginkan untuk sesuatu
yang
lebih mudah, seperti halnya kamera digital. Dulu Perusahaan Kodak mencapai
kejayaan pada abad ke 20 saat dunia hanya mengenal kamera analog yang agak besar
dan sistem penggunaannya agak sulit. Sekarang zaman sudah berubah,
konsumen lebih memilih untuk membeli kameradigital yang sistem penggunaannya
lebih mudah. Namun sayang perusahaan Kodak terlambat mengantisipasi trend
kamera digital yang berkembang saat ini. Meskipun Kodak sempat mencoba
memproduksi kamera
digital namun ternyata pasar produk mereka telah direnggut oleh perusahaan lain
yang dapat lebih memenuhi selera konsumen dengan berbagai fitur terbarunya.
Persaingan antar industri yang sudah ada (Rivals)
Saat
ini banyak sekali perusahaan yang bergerak dibidang alat fotografi, seperti Sony,
Canon, Minolta, Panasonic, Samsung, Nikon, dan lain-lain. Persaingan ini sudah
berlangsung sejak lama. Masing-masing perusahaan terus berinovasi menciptakan
kamera digital dengan fitur-fitur andalan yang terbaru. Banyaknya perusahaan
ini menciptakan keadaan persaingan yang sangat ketat antar perusahaan. Dua dari
nama-nama perusahaan diatas yang menjadi pemimpin dalam dunia fotografi digital saat ini adalah Canon
dan Nikon yang memiliki platform kamera digitalseperti kamera DSLR. Dua merk
ini merupakan merk yang palingdipertimbangkan saat ini di dunia. Mereka banyak
diminati karena menawarkan
fitur-fitur menarik, desain yang unik, kualitas barang, dan tentunya harga yang
sesuai sehingga dapat menarik perhatian masyarakat dunia.
Perusahaan
Kodak kalah saing terhadap perusahaan-perusahaan tersebut, dibuktikan
dengan penurunan secara drastis terus-menerus hasil penjualan produk Kodak.
Mungkin karena Kodak terlambat untuk mengantisipasi teknologi digitalisasi
fotografi sehingga dia tidak dapat beradaptasi dan berinovasi lebih baik dengan
kamera digital dan mengakibatkan
daya saing yang rendah terhadap produk-produk yang dikeluarkan oleh
perusahaan lain.
Ketersediaan barang substitusi (Substituties)
Barang
substitusi dari kamera digital adalah handphone berfitur kamera dengan resolusi
tinggi yang mempunyai banyak keunggulan : lebih praktis, mudah dibawa kemana-mana,
harga lebih terjangkau, dan efisienkarena sekaligus alat komunikasi. Selain
itu, juga ada produk yang sedangdigandrungi khalayak ramai saat ini yaitu PC
Tablet. Selain dikenal dengan
fungsi sebagai pengganti notebook atau laptop yang lebih ringka dengan layarnya
yang besar, PC Tablet biasanya juga memiliki kamera dengan resolusi tinggi
sehingga dapat menyamai kualitas kamera digital.
Kesalahan
Manajemen Strategi
Kodak
sebenarnya bukan tidak menyadari adanya ancaman kamera digital ini. Pada tahun
1981, setelah Sony merilis kamera digital, Kodak melakukan riset pasar yang
sangat detail mengenai ancaman fotografi digital. Kesimpulan riset
tersebut, yaitu :
- Fotografi digital berpotensi menggerus bisnis inti Kodak yangdidominasi kamera film.
- Butuh waktu untuk transformasi teknologi tersebut, namun Kodak punya sekitar satu dekade untuk bersiap-siap. Ini harusnya jedawaktu (windows of opportunity) yang cukup bagi Kodak untuk mempersenjatai diri.
Mengingat
kesimpulan tersebut, Kodak bukannya mentransformasi teknologi yang
digunakan tetapi perusahaan ini malah melakukan kesalahan strategis. Dari pada meningkatkan
kualitas dan mematangkan teknologi kamera digital agar dapat beralih dengan baik
ke teknologi yang baru, Kodak justruhanya mau mengembangkan teknologi digital
demi memperbaiki kualitaskamera film. Jelas ini merupakan kesalahan strategis
yang cukup fatal dari pihak manajemen Kodak.
Manajemen
Strategis diperlukan oleh setiap perusahaan untuk dapat menciptakan dan
melaksanakan strategi yang akan dilakukan perusahaan untuk mencapai kemajuan.
Seharusnya saat Kodak mengidentifikasikan misi, dan strategi perusahaan untuk
mengetahui apa yang akan dilakukan oleh perusahaan, Kodak mempertimbangkan juga
keadaan internal dan eksternal dari perusahaaan. Karena ancaman dari perusahaan
pesaing lainnya sudah tidak memungkinkan untuk Kodak berjalan lambat seperti
yang dilakukannya.
Kodak
hanya memasarkan Kodak Advantix Preview. Produk ini merupakan perpaduan kamera
digital dan kamera analog. Kamera ini memungkinkan orang untuk memilih foto
yang diinginkan untuk disimpan difilm. Kamera konvensional biasa tidak dapat
melakukan itu. Tapi dizaman sekarang saat orang telah mengenal kamera digital
yang praktis, pastinya dia
akan
memikir berulang kali untuk membeli kamera digital tapi harus membayar film untuk
cetak foto.
Strategi
setengah-setengah ini terus dikembangkan oleh Kodak meskipun pada tahun 1986
Kodak berhasil mengembangkan kamera digitaldengan resolusi satu juta piksel
pertama. Alasan utama Kodak menerapkan strategi tersebut adalah karena Kodak
enggan meninggalkan bisnis film yang
masih
menguntungkan. Setiap perusahaan pasti akan sulit untuk meninggalkan bisnis
inti yang telah membuat namanya besar, tapi itu juga harus melihat kondisi dan situasi
pasar. Karena Kodak tidak tanggap keadaan pasar maka perusahaan ini berada di
kondisi krisis. Saat Kodak tahu tidak ada pilihanselain harus beradaptasi,
ternyata langkah memproduksi kamera digital untuk memperbaiki keadaan
perusahaan sudah terlambat.
Sebenarnya
Kodak tidak boleh menyalahkan fotografi digital atas kebangkrutannya. Karena
Fujifilm, perusahaan pesaing yang mempunyai bisnis inti yang sama dengan
Kodak dapat menyelamatkan perusahaannya dengan beradaptasi, melakukan
transformasi bisnis yaitu meninggalkan bisnis intinya ketika tahu itu tak lagi
menguntungkan. Saat ini Fujifilm masih berjaya dengan kapitalisasi bisnis
sebesar 12.6 miliar dollar AS, sedangkan Kodak hanya 220 juta dollar AS.
Sehingga Clay Christensen penulis buku bisnis The Innovator’s Dilemma, dapat berpendapat bahwa Kodak
bertanggung jawab penuh ataskesalahan strategis ini. Kodak sudah melihat
“tsunami” akan tiba tapi hanya berdiam diri tidak berbuat apa-apa.
Kodak
gagal melakukan transformasi karena terkunci pada model bisnis yang
mengagungkan kamera film. Ini sangat ironis, mengingat pendiriKodak, George
Eastman, juga menghadapi pilihan transformasi bisnis, bahkandua kali, tapi ia
bertindak berbeda. Pertama, ketika Eastman beralih ke kamerafilm dari kamera
dry-plate yang sebenarnya masih sangat menguntungkan perusahaan. Kedua, ketika
Eastman pindah ke film berwarna meskipun pada waktu itu kualitasnya
masih inferior dibanding film hitam putih yang masih didominasi oleh Kodak.
Kodak
adalah bukti bahwa suatu perusahaan akan jatuh jika tidak punya mindset
yang terbuka pada perubahan, sebesar apapun perusahaan tersebut. Perusahaan
harus melakukan transformasi, jika bisnis utama tidak bisa lagi dipertahankan. Kodak bukannya tidak
tahu perubahan itu akan datang,
tetapi
perusahaan ini tidak membuka diri, kemudian lambat beradaptasi dengan
perubahan.
Hal
lain yang perlu ditekankan adalah bahwa sebuah perusahaan harus terus berinovasi bahkan
jika hasil inovasi tersebut akan menghabiskan bisnis inti. Inilah yang harus
dilakukan oleh setiap perusahaan. Terus menantang dirinya sendiri dengan
inovasi-inovasi baru. Jika tidak, perusahaan pesaingakan melakukan hal
tersebut, dan perusahaan akan ketinggalan start untuk mendapat pasar yang luas.
Dalam
bisnis, waktu sangat berperan penting. Jika perusahaan menjadi pemain pertama
di pasar untuk satu produk tertentu, maka perusahaan tersebutakan selangkah
didepan, dan pasar akan di bawah kendalinya. Kodak seharusnya bisa memanfaatkan
ini karena ia yang mewujudkan fotografi digital pertama kali. Namun perusahaan
ini gagal memanfaatkan keadaan tersebut, dan akhirnya mengalami kebangkrutan.
Sasaran dan rencana alternatif
- Perusahaan Kodak tetap menjadi perusahaan yang memproduksi produk fotografi dengan memfokuskan bisnis inti perusahaan padakamera digital yang sedang banyak diminati oleh masyarakat.
- Perusahaan Kodak berubah menjadi Perusahaan digital printing dengan melakukan divestasi untuk memperbesar jumlah aset dalam rangka melakukan reksturisasi perusahaan.
Evaluasi sasaran dan rencana
Perusahaan berfokus pada kamera digital.
Keuntungan :
Kodak tetap berada di bidang fotografi yang telahmembesarkan namanya.
Kerugian : Kodak
harus meninggalkan bisnis film yang menjadi bisnis utamanya, kodak juga harus
dapat meningkatkan inovasinyadan mengejar ketinggalannya dari perusahaan
pesaing karena bila tidak
Perusahaan ini akan semakin jatuh lebih dalam ke jurang kebangkrutan.
Perusahaan mengubah inti bisnis menjadi digital
printing.
Keuntungan :
perusahaan dapat memperbaiki kondisi perusahaan dengan beralih bisnis
ke digital printing yang lebih potensial.
Kerugian :
perusahaan harus menjual aset perusahaan seperti hak paten dalam rangka untuk membayar karyawan
dan dapat melakukan
restrukturisasi perusahaan.
Pemilihan sasaran dan rencana
Dengan mempertimbangkan keuntungan dan
kerugian dari dua alternatif
diatas dan juga mempertimbangkan kekuatan internal dan eksternal perusahaan
dalam bidang fotografi saat ini maka manajer Perusahaan Eastman Kodak
Corporation memilih untuk melakukan rencana alternatif yang kedua yaitu :
“Perusahaan mengubah fokus bisnis Kodak dari fotografi menjadi bisnis digital
printing”.
Diagram Tulang Ikan
Kesimpulan
Dapat
Disimpulkan Bahwa :
Perusahaan
Eastmen Kodak Corporation mengalami kebangkrutan dapat disebabkan oleh berbagai
alasandengan sudut pandang yang berbeda
yaitu :
- Kodak belum memiliki Lerning organization perusahaan ini belum dapat menggali dan mengolah pengalaman yang dialaminya untuk mengembangkan potensi yang dimiliki perusahaan
- Kodak tidak mempertahankan analisis lingkungan dngan baik.Perusahaaan ini tidak melakukkan environment scanning development scenario dan forecat dengan baik sehingga salah mengambil keputusan.Kodak juga tidak melakukan bench marking sehinnga kamera digital yang dikeluarkan untuk membangkitkan perusahaan ini tidak laku dipasaran karena tidak memenuhi selera masyarakat
- Lingkunganpersaingan kodak mencakup pembeli ,pesaing dan barang subtitusi dari kamera digital memepengaruhi penjualan produk kodak.
- Kodak melakukan keasalahn manajemen strategi .Disaat pesaing sudah mengembangkan kamera digital ,perusahaan inii hanya mengembangkan strategi setengah-setengah yaitu kamera perpaduan antara digital dan analog yang tidak menguntungkan perusahaan