Sabtu, 07 Mei 2016

Bangkrutnya Perusahaan Easment Kodak Corporation

Analisis Bangkrutnya Easment Kodak Corporation Dalam Persaingan Bisnis

Latar Belakang

Setiap perusahaan senantiasa harus dapat memprediksi perubahan- perubahan yang terjadi dalam lingkungan sehingga perusahaan dapatmengantisipasi dan dapat menyesuaikan diri di masa mendatang. Perubahan- perubahan yang terjadi dalam lingkungan dapat berwujud perkembangan teknologi, perubahan kondisi sosial ekonomi dan politik, perubahan kualitas dan sikap karyawan, semakin pentingnya tanggung jawab sosial organisasi dansebagainya. Pengelolaan perubahan secara efektif tidak hanya diperlukan bagi kelangsungan hidup perusahaan tapi juga sebagai tantangan pengembangan.
Di era globalisasi ini, tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi masa kini berkembang sangat pesat mengikuti perkembangan zaman. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya inovasi-inovasi yang telah diciptakan didunia ini. Dari sesuatu yang sederhana, hingga sesuatu yang menghebohkan dunia. Kemajuan teknologi memang sangat penting untuk memenuhi keperluan kehidupan manusia zaman sekarang. Karena teknologi adalah salah satu penunjang kemajuan manusia. Di banyak belahan masyarakat, teknologi telah membantu memperbaiki ekonomi, sistem sosial, dan lain-lain.
Salah satu contoh perkembangan teknologi adalah terciptanya berbagai inovasi kamera digital. Kamera merupakan salah satu penemuan penting bagi umat manusia. Karena hanya dengan bidikan kamera, manusia dapat merekam dan mengabadikan berbagai kenangan. Sehingga tidak mengherankan bila manusia selalu menginginkan inovasi-inovasi pembaharuan teknologi digital agar semakin canggih.
Eastman Kodak Corporation atau dikenal dengan sebutan Kodak, dulu merupakan salah satu perusahaan peralatan fotografi terkemuka di dunia. Didirikan sekitar 130 tahun yang lalu, perusahaan Amerika itu pernah menjadi pemimpin industri peralatan fotografi. Bahkan Kodak juga yang memperkenalkan teknologi kamera digital kepada dunia.
Namun, teknologi itulah yang lambat laun menghantam bisnis Kodak, yang selama dekade 1980an hingga 1990an sudah merasa nyaman sebagai pemain nomor satu industri fotografi. Konsumen kini sudah meninggalkan pemakaian film yang menjadi bisnis inti Kodak dan sejumlah kompetitor telah mengembangkan produk kamera digital. Apalagi saat ini telah muncul teknologi ponsel pintar, yang dilengkapi dengan kamera beresolusi tinggi.
Menurut kantor berita Reuters, Kodak mengajukan perlindungan pailit ke Pengadilan di Kota New York. Di Amerika Serikat, perusahaan yang jatuh bangkrut berhak mengajukan perlindungan pailit ke pengadilan, sesuai peraturan agar tidak sampai dilikuidasi.

Profil Perusahaan Eastman Kodak
Eastman Kodak Company merupakan sebuah perusahaan multinasional yang berbasis di Rochester, New York.Didirikan oleh George Eastman dan Henry Strong. Perusahaan ini menghasilkan berbagai macam  produk kamera, fotografi, pencetak, dan lain-lain.
Pada tahun 1888, Kodak dilahirkan sebagai “brand”. Kamera portabel pertama diperkenalkan dan menandai kelahiran fotografi snapshot. Kodak kemudian dikenal dengan slogan “You press the button – we do the rest.” (Kamu tekan tombolnya - kami lakukan sisanya). Pada tahun 1892, nama perusahaan berubah menjadi Eastman Kodak Company of Newyork. Pada saat itu, produk Kodak telah mencapai distribusi di luar Amerika Serikat, terutama di Perancis,Jerman, dan Italia dengan kantor pusat di London dan sebuah pabrik di luar London.
Dengan visi membawa fotografi ke lebih banyak orang dengan harga serendah mungkin, Kodak mengembangkan Folding Pocket Camera pada tahun1898. Ini adalah ayah dari kamera roll film modern. Kemudian Kodak mengeluarkan Kodakolor Film, kamera, proyektor dan menjualnya dengan harga terjangkau. Pada tahun 1963, Kodak memperkenalkan Kamera Instamatic. Inirevolusi fotografi amatir dan menjadi hits besar karena ini terjangkau dan mudah digunakan. Selanjutnya Kodak mulai mempelajari potensi komputer dan membuatterobosan besar di tahun 1975, saat salah satu insinyur yaitu Steve Sasson, menemukan kamera digital.
Selama bertahun-tahun Eastman Kodak lebih lanjut memberikan kontribusi terhadap perkembangan fotografi. Selama abad ke-20, Kodak memegang peranan yang dominan dan menjadi pioner dalam perkembangan fotografi film, bahkan pada tahun 1976 menguasai 90% market di Amerika Serikat. Saat itu Kodak terkenal dengan tagline-nya "Kodak moment".
Namun memasuki abad ke-21, perusahaan ini mulai mengalami kemunduran dan pada 19 Januari 2012, perusahaan ini resmi mengajukan permohonan mendapat perlindungan kepailitan. Ini berawal, sejak ditemukannya teknologi digital fotografi, fotografi film mulai ditinggalkan dan berdampak terhadap merosotnya kinerja Kodak.

Penjabaran Kasus
Kasus bangkrutnya perusahaan fotografi Eastman Kodak Corporation memang sudah menjadi rahasia umum. Berita ini sudah mulai menyebar diseluruh media selama awal tahun 2012 lalu. Perusahaan Eastman Corporation atau yang biasa dikenal dengan sebutan Kodak, dulu dikenal sebagai salah satu perusahaan peralatan fotografi terkemuka di dunia. Kini, Kodak jatuh bangkrut setelah gagal beradaptasi dengan kemajuan teknologi di tengah populernya kamera digital dan ponsel pintar berfitur kamera.
Menurut kantor berita Reuters, Kodak mengajukan perlindungan pailit ke Pengadilan di Kota New York pada 19 Januari 2012. Di Amerika Serikat,  perusahaan yang jatuh bangkrut berhak mengajukan perlindungan pailit ke pengadilan, sesuai peraturan yang berlaku agar tidak sampai dilikuidasi. Selanjutnya pengadilan akan menentukan apakah perusahaan yang bangkrut ini, sesuai kesepakatan dengan pihak-pihak kreditur, bisa diselamatkan melalui penjualan aset atau restrukturisasi korporat. Dewan Direktur dan seluruh tim senior manajemen yakin bahwa itu merupakan langkah yang benar untuk masa depan Kodak. Untuk bertahan, Kodak mengungkapkan telah mendapat pinjaman berjangka 18 bulan dari Citigroup sebesar US$950 juta.
Didirikan 130 tahun lalu, perusahaan Amerika itu pernah merajai industri peralatan fotografi seperti penjualan kamera dan film. Bahkan Kodak pulayang memperkenalkan teknologi kamera digital. Namun, tanpa disadari teknologi itulah yang lambat laun menghantam bisnis Kodak, yang selama dekade 1980an hingga 1990an sudah merasa nyaman sebagai pemain nomor satu industri fotografi. Konsumen kini sudah meninggalkan pemakaian film yang menjadi bisnis inti Kodak dan sejumlah kompetitor mengembangkan produk kamera digital. Apalagi kini muncul teknologi ponsel pintar, yang dilengkapi dengan kamera beresolusi tinggi.
Menurut sejumlah pengamat, perusahaan pelopor fotografi tersebut tak sanggup melawan arus digital yang semakin berkembang setiap tahun. Tidak seperti IBM dan Xerox Corp, yang sukses menciptakan arus pendapatan baru saat bisnis mereka menurun. Mereka menilai kesalahan Kodak membuang proyek- proyek baru terlalu cepat yang menyebarkan investasi digital terlalu luas, dan puas pada penilaian Rochester, New York, yang memberhentikan perusahaan untuk dapat berinovasi pada teknologi lain. Kodak tak pernah mengembangkan kehadiran teknologi baru di pusat-pusat dunia.
Sejak 1888, George Eastman menciptakan sebuah mesin yang menangkap gambar pada pelat kaca besar. Tak puas dengan terobosan itu, diamelanjutkan untuk mengembangkan film roll dan kemudian kamera Brownie. Selanjutnya pada tahun 1960, Kodak mulai mempelajari potensi komputer dan membuat terobosan besar di tahun 1975 yaitu saat salah satu insinyur, Steve Sasson, menemukan kamera digital.
Namun, Kodak tak segera peka terhadap potensi pasar tersebut dan tak fokus pada high-end kamera bagi pasar niche. Para eksekutif juga takut mengorbankan penjualan film yang merupakan produk inti mereka.
Bahkan seorang profesor yang menulis sejarah Kodak dari Universityof Missouri berpendapat bahwa George Eastman wafat dengan menyisakan pengaruh yang membuat Kodak tetap berada di tempat dan tidak mengembangkan produknya, tapi itu tidak memungkinkan orang untuk bergerak maju.
Selain itu, penyebab kebangkrutan Kodak karena perusahaan tersebut melewatkan peluang bisnis. Di Consumer Electronics Show di Las Vegas tahunan pada 2011 lalu, Perez dan Kodak memperkenalkan dua kamera baru yang diyakini bisa terhubung secara nirkabel dengan printer dan posting foto ke Facebook. Namun beberapa pengulas gadget mengatakan kamera baru tidak bisa terhubungke web tanpa membonceng pada smartphone atau koneksi Wi-Fi. Analis mengatakan Kodak bisa menjadi sebuah kelompok media sosial jika telah berhasil meyakinkan konsumen untuk menggunakan layanan online untuk menyimpan, berbagi, dan mengedit foto-foto mereka. Tapi sebaliknya, Kodak terlalu berfokus pada perangkat dan kalah dalam pertempuran online untuk jaringan sosial seperti Facebook.
Dalam beberapa tahun terakhir, pendapatan Kodak pun terus menurun tajam. Dulu mempekerjakan lebih dari 60.000 orang di mancanegara, Kodak kinihanya memiliki sekitar 7.000 pekerja. Nilai pasarnya pun kini tenggelam hinggadi bawah US$ 150 juta dari sebelumnya, sekitar 15 tahun lalu, senilai US$ 31miliar. Dalam beberapa tahun terakhir, pimpinan perusahaan gagal memulihkan keuntungan tahunan. Kas yang terus terkuras membuat Kodak kesulitan memenuhi kewajibannya terhadap karyawan dan pensiunannya.
Kemudian Pemimpin Kodak, Antonio Perez mengajukan perlindungan kebangkrutan lewat proses pailit, yang akan memungkinkan Kodak untuk terus bekerja memaksimalkan aset teknologinya. Manajemen Kodak sempat menyatakan akan fokus ke industri percetakan dan produk konsumen lain. Perusahaan yang berusia lebih dari 130 tahun itu mengaku telah mendapatkan pinjaman dari Citigroup senilai US$ 950 juta, untuk kurun waktu 18 bulan. Pinjaman dan perlindungan pailit AS memberi kesempatan kepada Kodak untuk menemukan pembeli 1.100 paten teknologi produk fotografinya. Hal ini menjadi kunci untuk dapat terus merestrukturisasi dan membayar ribuan karyawannya.

Analisa dan Studi Kasus

Analisis penyebab bangkrutnya Perusahaan Kodak East Corporation.
Perusahaan fotografi yang sangat terkenal pada abad ke-20 atau yang biasa dikenal dengan Kodak secara resmi mengajukan perlindungan pailit ke Pengadilan Kota New York pada awal tahun 2012 lalu. Ini menunjukkan bahwa perusahaan besar tidak selamanya selalu diatas tingkat penjualannya dan bukan berarti perusahaan akan aman dari kata “bangkrut”. Setiap perusahaan harus dapat mengantisipasi segala sesuatu yang dapat menyebabkan kerugian atau bahkan kebangkrutan bagi perusahaan. Alasan yang menyebabkan kebangkrutan dari Perusahaan Eastman Kodak dapat dilihat dari beberapa sudut pandang teori manajemen, yaitu :

Learning Organization
Di dalam lingkungan industri, setiap perusahaan seharusnya selalu dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan yang sedang terjadi dipasar.Setiap orang dalam perusahaan harus dapat mengembangkan potensi perusahaan, dan melakukan observasi secara berkelanjutan untuk mencapaihasil yang terbaik bagi perusahaannya.
Hal ini yang tidak dilakukan oleh perusahaan Eastman Kodak Corporation. Kodak seharusnya dapat mengembangkan potensi yang ada. Terlebih sebenarnya pelopor pertama kamera digital adalah perusahaan Kodak. Pastinya sumber daya manusia yang ada didalamnya juga memiliki kapasitas yang memadai apabila dilatih dan dimaksimalkan potensinya untuk dapatmenciptakan produk-produk baru yang memiliki tingkat inovasi lebih tinggidalam hal menghadapi perubahan teknologi yang sedang berkembang.
Tetapi perusahaan ini terlalu puas dengan apa yang diraih pada masa kejayaannya yaitu abad ke 20 sehingga membuat Kodak berdiam diri dan tidak mengembangkan potensi produknya. "Status quo membunuh Kodak”. Berdiam diri di era yang terus bergerak tak akan membuat perusahaan berjalan dengan baik. Baik perusahaan besar maupun kecil harus tetap bergerak maju beberapa langkah kedepan, begitupun dengan perusahaan Kodak. Akibatnya perusahaan ini terlambat mengantisipasi trend kamera digital yang sekarang sedang berkembang di pasar sehingga berada dalam kondisi sesulit ini.
Dengan kerugian atau penurunan penjualan produknya, Kodak seharusnya dapat belajar dari pengalaman dan mencoba untuk berinovasi lebih baik dengan mengeluarkan berbagai produk yang dapat membuatnya bangkitdari keterpurukan. Namun perusahaan ini memang belum memiliki kemampuan “Learning Organization”. Dia tidak dapat menganalisis keberhasilan atau kegagalan dari dikeluarkannya suatu sistem atau produk  baru. Ini terbukti dengan biarpun perusahaan ini mencoba mengeluarkan produk kamera digital namun produk ini tidak booming dipasaran karena dinilai masih kurang memenuhi permintaan atau selera konsumen yang selalu berubah mengikuti perkembangan teknologi.

Managing for Competitive Advantage
Sebuah kunci untuk memahami kesuksesan dari sebuah perusahaan, baik nasional maupun internasional bukanlah dilihat dari berapa banyak industri dimana perusahaan beroperasi akan memengaruhi masyarakat atauseberapa besar perusahaan itu akan bertumbuh. Kuncinya adalah keunggulan kompetitif yang dijalankan oleh perusahaan dan bagaimana keunggulan itudapat dipertahankan dan diperbaharui.
Keunggulan kompetitif adalah kelebihan yang dimiliki oleh suatu produk dibanding dengan produk pesaing agar dapat menarik perhatian konsumen dan meningkatkan penjualan. Untuk dapat bertahan dibidangnya, perusahaan harus memiliki keunggulan atas para pesaing dan mendapatkan keuntungan. Keunggulan kompetitif yang ditekankan oleh perusahaan Eastman Kodak Corporation dari mulai awal pendiriannya adalah memberikan kualitas tinggi dan inovasi pada setiap produknya.
Dari awal pendiriannya Kodak selalu memperhatikan kualitas padatiap produk yang dihasilkannya. Kualitas yang ditawarkan mencakup kinerja produk yang baik, layanan terhadap konsumen, tanggung jawab terhadap kecacatan atau kerusakan produk yang dihasilkan, kesesuaian dengan standar-standar yang telah ditetapkan, daya tahan, dan estetika bentuk produk.
Pada abad ke-20, Kodak menjadi satu-satunya perusahaan dimana banyak orang mempercayakan kenangan yang berharga bagi mereka untuk diabadikan dengan produk fotografi Kodak. Hal itu disebabkan karena Kodak menawarkan kualitas gambar yang baik untuk setiap hasil bidikan kamera filmnya. Kodak juga bertanggung jawab dengan memberikan garansi untuk setiap produknya selama batas waktu tertentu. Selain itu, produk Kodak juga memiliki daya tahan yang cukup kuat dan tahan lama.
Namun mempertahankan saja tidak cukup. Setiap perusahaan seharusnya dapat memperbaharui kualitasnya agar lebih baik sesuai dengan kemajuan teknologi. Melihat keadaan Kodak yang tidak dapat beradaptasidengan perkembangan teknologi digital saat ini, maka kualitas pun sudah tidak dapat diandalkan lagi sebagai Competitive Advantage perusahaan. Kualitas produk para pesaing seperti Nicon atau Canon sudah jauh diatas Kodak. Kini biarpun Kodak telah mengeluarkan kamera digital namun kinerja produk Kodak masih terbatas dan kualitas gambar yang dihasilkannya belum dapat menyamai atau bahkan melampaui para pesaing.
Untuk hal inovasi, Perusahaan Kodak juga tidak dapat diragukan lagi keberadaaannya pada abad yang lalu. Secara terus-menerus Kodak berinovasi menciptakan produk-produk dengan fitur yang lebih baik dari sebelumnya. Perusahaan ini menciptakan berbagai jenis kamera dari mulai Folding PocketCamera, Kodakolor film, Kamera Instamatic hingga kamera digital pertama.
Namun untuk tetap menjadi perusahaan besar yang sukses, hanya dengan menciptakan suatu competitive advantage itu belumlah cukup.Perusahaan harus senantiasa mempertahankan dan memperbaharuinya agar tetap mempunyai daya saing yang tinggi terhadap perusahaan lain.
Di dalam lingkungan industri, setiap perusahaan seharusnya selalu menyesuaikan diri dengan perkembangan yang sedang terjadi dipasar agar tidak ketinggalan teknologi dengan perusahaan pesaing lainnya. Perusahaan harus mengikuti trend yang sedang digandrungi oleh masyarakat agar dapat menarik perhatian konsumen dan meningkatkan penjualan produk-produknya.
Sayangnya saat sudah menjadi besar dan sukses dengan kamera filmnya, perusahaan ini berhenti berinovasi dan tidak dapat memperbaharui inovasinya. Kodak terlalu fokus pada produksi kamera analog dibandingkan dengan mengembangkan dirinya untuk dapat memberikan inovasi kamera digital bagi konsumen.
Akibatnya perusahaan ini terlambat mengantisipasi trend kamera digital yang sekarang sedang berkembang di pasar sehingga berada dalamkondisi sesulit ini. Meskipun menurut beberapa fotografer mengatakan bahwa pasar kamera analog tidak akan hilang, namun jumlah kapasitas produksinyaakan semakin kecil.
Karena seperti yang diketahui, masyarakat sekarang lebih memilih untuk menggunakan kamera digital yang sistem penggunaannya lebih sederhana, harga lebih terjangkau (tergantung brand dan kualitas) dan hasil pemotretan yang jauh lebih bagus. Dibandingkan dengan kamera analog yang harus mengeluarkan uang lebih banyak untuk membeli film dan sistem pencetakan yang agak sulit.

Environment Analysis

Pemantauan Lingkungan (Environment Scanning)
Langkah pertama yang mungkin dilakukan untuk menghadapi ketidakpastian dalam lingkungan adalah dengan menentukan hal apa saja yang penting bagi perusahaan. Namun sering kali perusahaan mengabaikannya kemudian menyesali tindakan-tindakan tersebut dikemudian hari.
Penyesalan inilah yang sedang dialami Kodak. Perusahaan fotografi tersebut sebenarnya berkesempatan besar untuk menjadi perusahaan yang memproduksi kamera digital yang terbaik, karena Kodak yang pertama kali menemukan kamera digital. Namun perusahaan tidak melihat potensi tersebut dan akhirnya kehilangan kesempatan mendapatkan pasar yang penting yang telah direnggut oleh perusahaan pesaing.
Seharusnya tidak akan terjadi hal seperti itu apabila Kodak melakukan pemantauan lingkungan sebelumnya. Para manajer harusmencari informasi seperti pesaing, hambatan, produk substitusi, keadaanekonomi, perubahan teknologi, dan lain-lain. Pemantauan lingkungan diperlukan untuk memahami perubahan-perubahan, kesempatan-kesempatan, dan ancaman-ancaman di lingkungan sekitarnya.

Pengembangan Skenario (Scenario development)
Setiap perusahaan sudah sejatinya harus dapat memperkirakan atau menentukan pengaruh kekuatan lingkungan terhadap perusahaan mereka. Mereka biasanya mengembangan skenario-skenario untuk masa depan. Jika perusahaan Kodak sudah melakukan pengembangan skenario-skenario untuk perusahaannya, maka tidak akan terjadi kondisi sesulit ini. Karena mereka sudah membuat rencana-rencana kemungkinan yang akandilakukan bila terjadi hasil yang berbeda-beda.
Seperti halnya kemajuan teknologi dan tindakan pesaing-pesaing seperti Canon dan Nicon yang semakin agresif, Kodak seharusnya sudah memiliki rencana alternatif yang akan dijalankan untuk dapat bertahan dan menyaingi pesaing-pesaingnya tersebut.

Peramalan (Forecasting)
Peramalan perlu dilakukan untuk memperkirakan bagaimana tepatnya beberapa variabel akan berubah dimasa depan. Ini yang merupakankesalahan dari para manajer Kodak. Mereka tidak dapat memperkirakan kemajuan teknologi dan selera masyarakat yang semakin berkembang, serta jumlah permintaan atas produk kamera analog yang semakin lama semakin berkurang karena adanya kamera digital.

Tolak Ukur (Benchmarking)
Terkadang untuk menghasilkan produk yang baik, perusahaan harus memilih dan mengidentifikasi kinerja produk dari perusahaan yang terbaik dibidangnya. Seperti halnya pada saat mulai mengalami kerugian, Kodak seharusnya dapat mengidentifikasi produk kamera digital yang terbaik untuk memahami sumber competitive advantage mereka dan selanjutnya mengembangkan produk dengan inovasi yang lebih baik. Bukan seperti saatini, Kodak hanya mengeluarkan kamera digital yang fiturnya tidak lebih baik bahkan dibawah kualitasnya dibandingkan dengan para pesaingnya. Sehingga kamera digitalnya tidak begitu laku dipasaran karena kurang memenuhi selera pasar.

Competitive Environment

Pembeli (Buyers)
Dengan adanya para pesaing seperti Canon, Nicon, Sony dan lain-lain membuat konsumen memiliki banyak pilihan dalam membeli kamera. Hal ini membuat kekuatan tawar-menawar pembeli menjadi sangat kuat, karena konsumen bisa sangat selektif dalam menentukan pilihannya. Selera masyarakat juga berubah-ubah mengikuti trend yang sedang terjadi.Seiring perkembangan zaman disertai dengan kemajuan teknologi dan kesibukan masyarakat maka mereka lebih menginginkan untuk sesuatu yang lebih mudah, seperti halnya kamera digital. Dulu Perusahaan Kodak mencapai kejayaan pada abad ke 20 saat dunia hanya mengenal kamera analog yang agak besar dan sistem penggunaannya agak sulit. Sekarang zaman sudah berubah, konsumen lebih memilih untuk membeli kameradigital yang sistem penggunaannya lebih mudah. Namun sayang perusahaan Kodak terlambat mengantisipasi trend kamera digital yang berkembang saat ini. Meskipun Kodak sempat mencoba memproduksi kamera digital namun ternyata pasar produk mereka telah direnggut oleh perusahaan lain yang dapat lebih memenuhi selera konsumen dengan berbagai fitur terbarunya.

Persaingan antar industri yang sudah ada (Rivals)
Saat ini banyak sekali perusahaan yang bergerak dibidang alat fotografi, seperti Sony, Canon, Minolta, Panasonic, Samsung, Nikon, dan lain-lain. Persaingan ini sudah berlangsung sejak lama. Masing-masing perusahaan terus berinovasi menciptakan kamera digital dengan fitur-fitur andalan yang terbaru. Banyaknya perusahaan ini menciptakan keadaan persaingan yang sangat ketat antar perusahaan. Dua dari nama-nama perusahaan diatas yang menjadi pemimpin dalam dunia fotografi digital saat ini adalah Canon dan Nikon yang memiliki platform kamera digitalseperti kamera DSLR. Dua merk ini merupakan merk yang palingdipertimbangkan saat ini di dunia. Mereka banyak diminati karena menawarkan fitur-fitur menarik, desain yang unik, kualitas barang, dan tentunya harga yang sesuai sehingga dapat menarik perhatian masyarakat dunia.
Perusahaan Kodak kalah saing terhadap perusahaan-perusahaan tersebut, dibuktikan dengan penurunan secara drastis terus-menerus hasil penjualan produk Kodak. Mungkin karena Kodak terlambat untuk mengantisipasi teknologi digitalisasi fotografi sehingga dia tidak dapat beradaptasi dan berinovasi lebih baik dengan kamera digital dan mengakibatkan daya saing yang rendah terhadap produk-produk yang dikeluarkan oleh perusahaan lain.

Ketersediaan barang substitusi (Substituties)
Barang substitusi dari kamera digital adalah handphone berfitur kamera dengan resolusi tinggi yang mempunyai banyak keunggulan : lebih praktis, mudah dibawa kemana-mana, harga lebih terjangkau, dan efisienkarena sekaligus alat komunikasi. Selain itu, juga ada produk yang sedangdigandrungi khalayak ramai saat ini yaitu PC Tablet. Selain dikenal dengan fungsi sebagai pengganti notebook atau laptop yang lebih ringka dengan layarnya yang besar, PC Tablet biasanya juga memiliki kamera dengan resolusi tinggi sehingga dapat menyamai kualitas kamera digital.

 Kesalahan Manajemen Strategi
Kodak sebenarnya bukan tidak menyadari adanya ancaman kamera digital ini. Pada tahun 1981, setelah Sony merilis kamera digital, Kodak melakukan riset pasar yang sangat detail mengenai ancaman fotografi digital. Kesimpulan riset tersebut, yaitu :

  1. Fotografi digital berpotensi menggerus bisnis inti Kodak yangdidominasi kamera film.
  2. Butuh waktu untuk transformasi teknologi tersebut, namun Kodak  punya sekitar satu dekade untuk bersiap-siap. Ini harusnya jedawaktu (windows of opportunity) yang cukup bagi Kodak untuk mempersenjatai diri.
Mengingat kesimpulan tersebut, Kodak bukannya mentransformasi teknologi yang digunakan tetapi perusahaan ini malah melakukan kesalahan strategis. Dari pada meningkatkan kualitas dan mematangkan teknologi kamera digital agar dapat beralih dengan baik ke teknologi yang baru, Kodak justruhanya mau mengembangkan teknologi digital demi memperbaiki kualitaskamera film. Jelas ini merupakan kesalahan strategis yang cukup fatal dari pihak manajemen Kodak.
Manajemen Strategis diperlukan oleh setiap perusahaan untuk dapat menciptakan dan melaksanakan strategi yang akan dilakukan perusahaan untuk mencapai kemajuan. Seharusnya saat Kodak mengidentifikasikan misi, dan strategi perusahaan untuk mengetahui apa yang akan dilakukan oleh perusahaan, Kodak mempertimbangkan juga keadaan internal dan eksternal dari perusahaaan. Karena ancaman dari perusahaan pesaing lainnya sudah tidak memungkinkan untuk Kodak berjalan lambat seperti yang dilakukannya.
Kodak hanya memasarkan Kodak Advantix Preview. Produk ini merupakan perpaduan kamera digital dan kamera analog. Kamera ini memungkinkan orang untuk memilih foto yang diinginkan untuk disimpan difilm. Kamera konvensional biasa tidak dapat melakukan itu. Tapi dizaman sekarang saat orang telah mengenal kamera digital yang praktis, pastinya dia akan memikir berulang kali untuk membeli kamera digital tapi harus membayar film untuk cetak foto.
Strategi setengah-setengah ini terus dikembangkan oleh Kodak meskipun pada tahun 1986 Kodak berhasil mengembangkan kamera digitaldengan resolusi satu juta piksel pertama. Alasan utama Kodak menerapkan strategi tersebut adalah karena Kodak enggan meninggalkan bisnis film yang masih menguntungkan. Setiap perusahaan pasti akan sulit untuk meninggalkan bisnis inti yang telah membuat namanya besar, tapi itu juga harus melihat kondisi dan situasi pasar. Karena Kodak tidak tanggap keadaan pasar maka perusahaan ini berada di kondisi krisis. Saat Kodak tahu tidak ada pilihanselain harus beradaptasi, ternyata langkah memproduksi kamera digital untuk memperbaiki keadaan perusahaan sudah terlambat.
Sebenarnya Kodak tidak boleh menyalahkan fotografi digital atas kebangkrutannya. Karena Fujifilm, perusahaan pesaing yang mempunyai bisnis inti yang sama dengan Kodak dapat menyelamatkan perusahaannya dengan beradaptasi, melakukan transformasi bisnis yaitu meninggalkan bisnis intinya ketika tahu itu tak lagi menguntungkan. Saat ini Fujifilm masih berjaya dengan kapitalisasi bisnis sebesar 12.6 miliar dollar AS, sedangkan Kodak hanya 220 juta dollar AS. Sehingga Clay Christensen penulis buku bisnis The Innovator’s Dilemma, dapat berpendapat bahwa Kodak bertanggung jawab penuh ataskesalahan strategis ini. Kodak sudah melihat “tsunami” akan tiba tapi hanya berdiam diri tidak berbuat apa-apa.
Kodak gagal melakukan transformasi karena terkunci pada model bisnis yang mengagungkan kamera film. Ini sangat ironis, mengingat pendiriKodak, George Eastman, juga menghadapi pilihan transformasi bisnis, bahkandua kali, tapi ia bertindak berbeda. Pertama, ketika Eastman beralih ke kamerafilm dari kamera dry-plate yang sebenarnya masih sangat menguntungkan perusahaan. Kedua, ketika Eastman pindah ke film berwarna meskipun pada waktu itu kualitasnya masih inferior dibanding film hitam putih yang masih didominasi oleh Kodak.
Kodak adalah bukti bahwa suatu perusahaan akan jatuh jika tidak  punya mindset  yang terbuka pada perubahan, sebesar apapun perusahaan tersebut. Perusahaan harus melakukan transformasi, jika bisnis utama tidak  bisa lagi dipertahankan. Kodak bukannya tidak tahu perubahan itu akan datang, tetapi perusahaan ini tidak membuka diri, kemudian lambat beradaptasi dengan perubahan.
Hal lain yang perlu ditekankan adalah bahwa sebuah perusahaan harus terus berinovasi bahkan jika hasil inovasi tersebut akan menghabiskan bisnis inti. Inilah yang harus dilakukan oleh setiap perusahaan. Terus menantang dirinya sendiri dengan inovasi-inovasi baru. Jika tidak, perusahaan pesaingakan melakukan hal tersebut, dan perusahaan akan ketinggalan start untuk mendapat pasar yang luas.
Dalam bisnis, waktu sangat berperan penting. Jika perusahaan menjadi pemain pertama di pasar untuk satu produk tertentu, maka perusahaan tersebutakan selangkah didepan, dan pasar akan di bawah kendalinya. Kodak seharusnya bisa memanfaatkan ini karena ia yang mewujudkan fotografi digital pertama kali. Namun perusahaan ini gagal memanfaatkan keadaan tersebut, dan akhirnya mengalami kebangkrutan.

Sasaran dan rencana alternatif
  1. Perusahaan Kodak tetap menjadi perusahaan yang memproduksi produk fotografi dengan memfokuskan bisnis inti perusahaan padakamera digital yang sedang banyak diminati oleh masyarakat.
  2. Perusahaan Kodak berubah menjadi Perusahaan digital printing dengan melakukan divestasi untuk memperbesar jumlah aset dalam rangka melakukan reksturisasi perusahaan.


Evaluasi sasaran dan rencana

Perusahaan berfokus pada kamera digital.
Keuntungan : Kodak tetap berada di bidang fotografi yang telahmembesarkan namanya.
Kerugian : Kodak harus meninggalkan bisnis film yang menjadi bisnis utamanya, kodak juga harus dapat meningkatkan inovasinyadan mengejar ketinggalannya dari perusahaan pesaing karena bila tidak Perusahaan ini akan semakin jatuh lebih dalam ke jurang kebangkrutan.

Perusahaan mengubah inti bisnis menjadi digital printing.
Keuntungan : perusahaan dapat memperbaiki kondisi perusahaan dengan beralih bisnis ke digital printing yang lebih potensial.
Kerugian : perusahaan harus menjual aset perusahaan seperti hak  paten dalam rangka untuk membayar karyawan dan dapat melakukan restrukturisasi perusahaan.

Pemilihan sasaran dan rencana
             Dengan mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dari dua alternatif diatas dan juga mempertimbangkan kekuatan internal dan eksternal perusahaan dalam bidang fotografi saat ini maka manajer Perusahaan Eastman Kodak Corporation memilih untuk melakukan rencana alternatif yang kedua yaitu : “Perusahaan mengubah fokus bisnis Kodak dari fotografi menjadi bisnis digital printing”.

Diagram Tulang Ikan


Kesimpulan
Dapat Disimpulkan Bahwa :
Perusahaan Eastmen Kodak Corporation mengalami kebangkrutan dapat disebabkan oleh berbagai alasandengan sudut pandang yang berbeda  yaitu :
  • Kodak belum memiliki Lerning organization perusahaan ini belum dapat menggali dan mengolah pengalaman yang dialaminya untuk mengembangkan potensi yang dimiliki perusahaan
  • Kodak tidak mempertahankan analisis lingkungan dngan baik.Perusahaaan ini tidak melakukkan environment scanning development scenario dan forecat dengan baik sehingga salah mengambil keputusan.Kodak juga tidak melakukan bench marking sehinnga kamera digital yang dikeluarkan untuk membangkitkan perusahaan ini tidak laku dipasaran karena tidak memenuhi selera masyarakat
  • Lingkunganpersaingan kodak mencakup pembeli ,pesaing dan barang subtitusi dari kamera digital memepengaruhi penjualan produk kodak.
  • Kodak melakukan keasalahn manajemen strategi .Disaat pesaing sudah mengembangkan kamera digital ,perusahaan inii hanya mengembangkan strategi setengah-setengah yaitu kamera perpaduan antara digital dan analog yang tidak menguntungkan perusahaan  

Senin, 18 April 2016

Analisis Perusahaan

Mawar Sari : http://newmawarsari.blogspot.co.id/
Yulia Nurul : http://newyulianurul.blogspot.co.id/

Nokia
1. LATAR BELAKANG MASALAH
Nokia pernah merajai market mobile phone pada era GSM dan CDMA beberapa tahun lalu, namun beberapa tahun terakhir saham Nokia terus jatuh seiring gagalnya beberapa produk Nokia terbaru melawan competitornya Apple, RIM, dan Samsung. Sangat miris apabila melihat Nokia yang dahulu memimpin hampir di semua segmen pasar mobile phone harus digeser oleh gempuran competitor.
2. PENYEBAB KEGAGALAN NOKIA
Internal
1.         Absennya produk yang popular terlalu lama, sehingga menurunkan pamor Nokia dan tergantikan oleh pesaingnya.
2.         Nokia terlalu fokus mengembangkan symbian tanpa memberikan inovasi yang berarti.
3.         Nokia tidak fokus pada pengembangan hardware (phone) saja, usaha Nokia untuk mengambangkan software (Symbian, Megoo) malah membuat Nokia tidak fokus.
4.         Strategi mengganti symbian dengan Windows 8 (Microsoft) tidak berhasil, dan membuang hasil R&D symbian yang telah memakan banyak biaya.
5.         Keputusan Board CEO lamban dalam menyikapi tren terbaru. Birokrasi yang kompleks dan divisi yang gemuk menyebabkan pengambilan keputusan yang relative lama.
6.         Selain vendor ponsel, Nokia juga merupakan vendor penyedia jaringan infrastruktur (lewat NSN-Nokia Siemens network), kadangkala ponsel yang dihasilkan mengikuti produk teknologi yang diciptakannya, namun kurang mengakomodasi dari produk teknologi vendor jaringan infrastruktur yang berbeda.
7.         Nokia seringkali menjadi pelopor dalam meluncurkan produk terbaru namun tanpa prospek masa depan yang lebih baik. Nokia gagal mengantisipasi, memahami atau mengatur diri untuk menghadapi perubahan zaman. Bahkan bisa dibilang ponsel Nokia terbaru adalah fitur yang siap, namun tidak siap di masa depan.
8.         Salah satu produknya yakni Lumia 900 yang merupakan smartphone berbasis Windows Phone 7 tidak diberi opsi upgrade ke Windows Phone 8, dimana ada perbedaan arsitektur yang sangat mendasar antara Windows Phone 7 dan Windows Phone 8.
Eksternal
1.         iPhone & Android smart phone (Samsung, HTC, LG, dll) dan RIM berhasil mengambil market - Nokia gagal mengambil momentum Smart Phone Booming.
2.         Ketidakunikan Nokia dibanding mobile phone competitor. Smartphone yang berbasis Apple punya keunikan (user experience, high lifestyle), atau smartphone berbasis Android (kaya akan applikasi dan game gratis), demikian pula Smartphone Blackberry (push email, messaging, BBM dan social media). Dan keunikan itu merupakan kekuatan yang menyebabkan mereka dilirik oleh pasar dan akhirnya mampu menggeser Nokia sebagai raja. Nokia yang menyediakan produk produk untuk melayani semua segmen pasar menjadi tidak unik dan ditinggalkan customer/pembeli.
3.         Vendor ponsel China (Huawei, ZTE) dan Korea (Samsung, LG) mengeluarkan smart phone low cost untuk menyaingi kerajaan Nokia di negara berkembang.
4.         Smartphone Ecosystem, Banyaknya Application developer di iPhone dan Android, sehingga user dapat meng-customize aplikasi sesuai kebutuhan. Hal ini tidak ada di Nokia symbian / windows 8. OVistore (kini Nokia Store) tidak mampu menarik para developer untuk menciptakan aplikasi dan game terbaiknya disana.
5.         Transisi customer dari mobile phone ke smart phone sangat cepat.
6.         Persaingan bebas, membuat semua perusahaan termasuk Nokia harus bersaing ketat dengan perusahaan lain. Yang tercepat, termurah dan terbaiklah yang akan menang.
7.         Telat melakukan antisipasi menghadapi gempuran vendor ponsel China dalam penyediaan low cost dual sim card phone. Nokia merilis sejumlah ponsel dual sim card murah seperti Nokia X1-01, C2-01 atau Asha 200 dengan harga terjangkau namun hal tsb dilakukan ketika penetrasi market dual sim card sudah saturasi, dan image ponsel China dengan dual sim card (bahkan dengan fitur lain, misalnya tivi) sudah mengakar kuat di benak konsumen.
8.         Tidak adanya Collaborative Innovation yang kuat di Nokia (meskipun akhirnya menggandeng Microsoft), tidak seperti Samsung yang sedari awal sadar ia tak akan mampu melawan kompetensi software Apple. Karena itu ia segera melakukan kolaborasi dengan software Android milik Google.

3. STRATEGI YANG DIJALANKAN SEBELUMNYA
1.         Fokus pada pengembangan symbian
2.         Berkolaborasi dengan Microsoft (namun telat, karena iPone dan Android telah menguasai pasar)
3.         Inovasi di smartphone gadget vendor lain sangat tinggi, sedangkan Nokia tidak banyak perubahan. Di Q1/2012 menjadi kuartal pertama Samsung mengalahkan Nokia dalam total jumlah pengiriman ponsel, namun Samsung sudah menyalip Nokia dalam volume penjualan dan profitabilitas sejak tahun 2010.

4. STRATEGI BARU NOKIA
1.         Perampingan Divisi, Nokia menghapus divisi penjualan.
2.         Memutuskan untuk fokus pada customer.
3.         Meningkatkan transparansi dan memotong cost.
4.         Nokia Lumia – Berkolaborasi dengan Microsoft –
5.         Connecting another billion, merambah market baru (Nokia.com).
6.         Melayangkan gugatan penyalahgunaan hak paten atas produk pesaing.

5. DATA PENDUKUNG ANALISIS DAN SUMBER DATA
1.         Data penjualan
Nokia quarter pertama tahun 2012 menurun 26 % Data Penjualan Nokia Financial Position Total Q1 cash burn lebih dari €700 million dan penjualan smartphones & mobile phone secara keseluruhan anjlok.
2.         Mapping penjulan
Nokia mengikuti/hampir sama dengan vendor serupa yang gagal beberapa tahun lalu.
3.         Nokia marketshare going down
Nokia market share menurun disemua negara.
4.         Delphi Survey
Delphi survey merupakan interactive forecasting method (peramalan metode interaktif) yang bergantung pada sebuah panel tenaga ahli di bidangnya. Reuters meminta pendapat dari 30 ahli analisa keuangan. Lumia 900 mendapat pasar yang baik, tetapi belum tentu menyelamatkan Nokia dari krisis keuangan.
5.         Litigasi Paten
Nokia melayangkan gugatan penyalahgunaan hak paten atas produk pesaing yang dirasa menjiplak teknologi Nokia, berupa desain panel, dual function antenna, power management dan radio multimode radio.
Nokia menggugat HTC, RIM dan Viewsonic (vendor Android) untuk pelanggaran 45 paten di AS dan Jerman.

6. DIAGRAM TULANG IKAN
Diagram Tulang Ikan untuk permasalahan NOKIA
Diagram di atas menggambarkan sumber permasalahan Nokia yang jika tidak dilakukan kegiatan korektif tentu akan berujung kepada kebangkrutan.

7. KESIMPULAN DAN SARAN
1.         Nokia management dalam masalah, penjualan terus menurun dan kerugian perusahaan bertambah besar.
2.         Dengan menggunakan Matriks Profil Kompetitif, Nokia dibandingkan dengan vendor mobile phone yang lain. Posisi Nokia sangat jelek, dengan poin 2.15 berada di posisi kedua dari bawah setelah vendor ponsel lokal di Indonesia, Nexian.
3.         Dengan Menggunakan Matrix IFE-EFE, Internal Nokia lemah, belum berhasil memanfaatkan peluang eksternal dan gagal menghadapi ancaman eksternal.
4.         Nokia harus memberikan/memaksimalkan inovasi-inovasi terbaru dan tercanggih terhadap permintaan masyarakat yang tinggi akan gengsi produk terbaru untuk dapat terus bertahan di bisnis ini.
5.         Strategi lain yang dapat dilakukan oleh Nokia adalah memberikan edukasi dan pemahaman kepada pasar terhadap pemakaian  produk yang kualitas tinggi agar meminimalkan penguasaan pasar oleh produk dari Cina yang murah.
6.         Kompetisi dengan China dapat dimenangkan salah satunya dengan cara meminimalkan harga agar produk-produk murah dari Cina tidak sepenuhnya menguasai pasar.
7.         Usaha yang lain adalah Litigasi Paten, dimana Nokia melayangkan gugatan penyalahgunaan hak paten atas produk pesaing yang dirasa menjiplak teknologi Nokia, seperti HTC, RIM dan Viewsonic untuk pelanggaran 45 paten di AS dan Jerman.



Kodak
1. LATAR BELAKANG KODAK
Tahun 90-an adalah tahun-tahun dimana perusahaan Kodak sangat berjaya dengan produk kamera manual dan film seluloidnya. Maka tak heran jika masa-masa ini disebut “Kodak Moment”. Kodak yang didirikan oleh Goerge Eastman pada 1892 ini sejak awal mendirikan perusahaan yang memproduksi kamera Analog. Bahkan kamera buatan perusahaan ini dalam sejarah tercatat sebagai kamera yang digunakan oleh astronot pertama yang mendaratkan kakinya di bulan Neil Amstrong untuk mempotret objek-objek di permukaan bulan pada tahun 1969. Dan 6 tahun kemudian kodak mulai memproduksi kamera digital. Artinya perusahaan inilah yang pertama kali memproduksi kamera digital. Namun setelah teknologi kamera digital mulai berkembang, kodak bukannya mengembangkan kamera digitalnya, tapi kodak terus berpacu untuk memproduksi secara besar-besaran kamera analognya yang memang saat itu menjadi andalan perusahaan ini. Justru rivalnya seperti Casio, Nikon dan Canon mengembangkan produk kamera digital.
Perlahan namun pasti teknologi terus berkembang. Perusahaan-perusahaan di Asia terus berkembang Casio dan Canon melihat bahwa peluang pasar kamera digital sedikit demi sedikit terus meningkat. Oleh karenanya perusahaan ini berfokus pada pengembangan kamera digital. Akhirnya ketika dunia memasuki era kamera digital, Kodak kelabakan oleh terjangan rivalnya dari Asia. Bisnis film kamera pun berakhir dan Kodak kesulitan menghasilkan uang. Kamera digital generasi pertama mereka juga kurang diminati karena miskin inovasi. Perkembangan media penyimpanan tidak diikuti oleh Kodak.
2. PENYEBAB KEGAGALAN KODAK
Penyebab kebangkrutan Kodak, antara lain adalah ketidaksiapan perusahaan ini mengantisipasi trend perkembangan teknologi. Inovasi teknologi yang lambat, sehingga tidak mampu bersaing dengan perusahaan baru. Kodak juga terlambat membaca peluang bisnis di segmen kamera digital. Kodak juga tidak berhasil menangkap peluang emas dengan kebesaran nama yang dimilikinya untuk meraih pasar yang lebih luas. Kodak sebagai sebuah organisasi seharusnya terus melakukan pembelajaran, dan meningkatkan kemampuan suatu oraganisasi untuk terus menerus melakukan proses pembelajaran sehingga organisasi tersebut memiliki kecepatan berfikir dan bertindak dalam merespon perubahan yang muncul untuk menghadapi pesaing-pesaingnya.

3. PENJABARAN KASUS KODAK
Kasus bangkrutnya perusahaan fotografi Eastman Kodak Corporation memang sudah menjadi rahasia umum. Berita ini sudah mulai menyebar diseluruhmedia selama awal tahun 2012 lalu. Perusahaan Eastman Corporation atau yang biasa dikenal dengan sebutan Kodak, dulu dikenal sebagai salah satu perusahaan peralatan fotografi terkemuka di dunia. Kini, Kodak jatuh bangkrut setelah gagal beradaptasi dengan kemajuan teknologi di tengah populernya kamera digital dan ponsel pintar berfitur kamera.Menurut kantor berita Reuters, Kodak mengajukan perlindungan pailitke Pengadilan di Kota New York pada19 Januari2012.Di Amerika Serikat,  perusahaan yang jatuh bangkrut berhak mengajukan perlindungan pailit ke pengadilan, sesuai peraturan yang berlaku agar tidak sampai dilikuidasi.Selanjutnya pengadilan akan menentukan apakah perusahaan yang bangkrut ini,sesuai kesepakatan dengan pihak-pihak kreditur, bisa diselamatkan melalui penjualan aset atau restrukturisasi korporat. Dewan Direktur dan seluruh timsenior manajemen yakin bahwa itu merupakan langkah yang benar untuk masadepan Kodak. Untuk bertahan, Kodak mengungkapkan telah mendapat pinjaman berjangka 18 bulan dari Citigroup sebesar US$950 juta.Didirikan 130 tahun lalu, perusahaan Amerika itu pernah merajaiindustri peralatan fotografi seperti penjualan kamera dan film. Bahkan Kodak pulayang memperkenalkan teknologi kamera digital. Namun, tanpa disadari teknologiitulah yang lambat laun menghantam bisnis Kodak, yang selama dekade 1980anhingga 1990an sudah merasa nyaman sebagai pemain nomor satu industrifotografi. Konsumen kini sudah meninggalkan pemakaian film yang menjadi bisnis inti Kodak dan sejumlah kompetitor mengembangkan produk kameradigital. Apalagi kini muncul teknologi ponsel pintar, yang dilengkapi dengankamera beresolusi tinggi
Menurut sejumlah pengamat, perusahaan pelopor fotografi tersebut tak sanggup melawan arus digital yang semakin berkembang setiap tahun. Tidak seperti IBM dan Xerox Corp, yang sukses menciptakan arus pendapatan baru saat bisnis mereka menurun. Mereka menilai kesalahan Kodak membuang proyek- proyek baru terlalu cepat yang menyebarkan investasi digital terlalu luas, dan puas pada penilaian Rochester, New York, yang memberhentikan perusahaan untuk dapat berinovasi pada teknologi lain. Kodak tak pernah mengembangkankehadiran teknologi baru di pusat-pusat dunia.Sejak 1888, George Eastman menciptakan sebuah mesin yangmenangkap gambar pada pelat kaca besar. Tak puas dengan terobosan itu, diamelanjutkan untuk mengembangkan film roll dan kemudian kamera Brownie.Selanjutnya pada tahun 1960, Kodak mulai mempelajari potensi komputer danmembuat terobosan besar di tahun 1975 yaitu saat salah satu insinyur, SteveSasson, menemukan kamera digital. Namun, Kodak tak segera peka terhadap potensi pasar tersebut dan tak fokus pada high-end kamera bagi pasar niche. Para eksekutif juga takutmengorbankan penjualan film yang merupakan produk inti mereka.Bahkan seorang profesor yang menulis sejarah Kodak dari Universityof Missouri berpendapat bahwa George Eastman wafat dengan menyisakan pengaruh yang membuat Kodak tetap berada di tempat dan tidak mengembangkan produknya, tapi itu tidak memungkinkan orang untuk bergerak maju.Selain itu, penyebab kebangkrutan Kodak karena perusahaan tersebutmelewatkan peluang bisnis. Di Consumer Electronics Show di Las Vegas tahunan pada 2011 lalu, Perez dan Kodak memperkenalkan dua kamera baru yang diyakini bisa terhubung secara nirkabel dengan printer dan posting foto ke Facebook. Namun beberapa pengulas gadget mengatakan kamera baru tidak bisa terhubungke web tanpa membonceng pada smartphone atau koneksi Wi-Fi. Analismengatakan Kodak bisa menjadi sebuah kelompok media sosial jika telah berhasilmeyakinkan konsumen untuk menggunakan layanan online untuk menyimpan, berbagi, dan mengedit foto-foto mereka. Tapi sebaliknya, Kodak terlalu berfokus pada perangkat dan kalah dalam pertempuran online untuk jaringan sosial sepertiFacebook.

4. ANALISA DAN STUDI KASUS
Analisis penyebab bangkrutnya Perusahaan Kodak East Corporation.
Perusahaan fotografi yang sangat terkenal pada abad ke-20 atau yang biasa dikenal dengan Kodak secara resmi mengajukan perlindungan pailit kePengadilan Kota Newyork pada awal tahun 2012 lalu. Ini menunjukkan bahwa perusahaan besar tidak selamanya selalu diatas tingkat penjualannya dan bukan berarti perusahaan akan aman dari kata “bangkrut”. Setiap perusahaan harus dapat mengantisipasi segala sesuatu yang dapat menyebabkan kerugian atau bahkankebangkrutan bagi perusahaan. Alasan yang menyebabkan kebangkrutan dariPerusahaan Eastman Kodak dapat dilihat dari beberapa sudut pandang teori management :

  1. Learning Management
  2. Managing for Competitive Advantage    
  3. Managing for Competitive Advantage
  4. Competitive Environment

5. SASARAN DAN RENCANA ALTERNATIF

  1. Perusahaan Kodak tetap menjadi perusahaan yang memproduksi produk fotografi dengan memfokuskan bisnis inti perusahaan pada kamera digital yang sedang banyak diminati oleh masyarakat.
  2. Perusahaan Kodak berubah menjadi Perusahaan digital printing dengan melakukan divestasi untuk memperbesar jumlah aset dalamrangka melakukan reksturisasi perusahaan.

6. EVALUASI DAN RENCANA
1. Perusahaan berfokus pada kamera digital.

  • Keuntungan : Kodak tetap berada di bidang fotografi yang telah membesarkan namanya.
  • Kerugian : Kodak harus meninggalkan bisnis film yang menjadi bisnis utamanya, kodak juga harus dapat meningkatkan inovasinya dan mengejar ketinggalannya dari perusahaan pesaing karena bila tidak Perusahaan ini akan semakin jatuh lebih dalam ke jurang kebangkrutan.
2. Perusahaan mengubah inti bisnis menjadi digital printing.

  • Keuntungan : perusahaan dapat memperbaiki kondisi perusahaan dengan beralih bisnis ke digital printing yang lebih potensial.
  • Kerugian : perusahaan harus menjual aset perusahaan seperti hak  paten dalam rangka untuk membayar karyawan dan dapat melakukan restrukturisasi perusahaan.
3. Pemilihan sasaran dan rencana
Dengan mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dari duaalternatif diatas dan juga mempertimbangkan kekuatan internal daneksternal perusahaan dalam bidang fotografi saat ini maka manajer Perusahaan Eastman Kodak Corporation memilih untuk melakukan rencana
alternatif yang kedua yaitu : “Perusahaan mengubah fokus bisnis Kodak dari
fotografi menjadi bisnisdigital printing
4. Analisis SWOT Eastman Kodak Corporation
•           Strength (Kekuatan)
         Brand image yang sudah terkenal dan bagus
         Perusahaan yang pertama kali menciptakan kamera digital
         Harga kamera yang terjadi
         Pelayanan terhadap konsumen yang ramah bila ada keluhan
•           Weakness (Kelemahan)
         Tidak dapat beradaptasi dengan teknologi digital
         Terlalu fokus pada produk kamera analogi
         Kualitas hasil gambar yang kurang memuaskan
         Fitur kamera digital masih sedikit dibandingkan dengan pesainglainnya
         Produk kamera digital yang masih berjumlah sedikit
•           Opportunities(Peluang)
         Pada Era sekarang banyak orang – orang yang menganggap bahwa dokumentasi adalah penting.
         Memiliki peluang pasar yang luas kodak merupakan perusahaaan Multiinternasional.
•           Threatnes (Ancaman )
         Persaingan antar perusahaan yang semakin agresif
         Kemajuan teknologi yang semakin canggih
         Munculnya perubahaan baru yang bergerak di bidang yang sama
         Tersedianya barang subtitusi kamera digital yaitu handphone dan tablet PC yang memiliki kamera dengan resolusi tinggi

7. KESIMPULAN
1.  Perusahaan Eastman Kodak Corporation mengalami kebangkrutan dapatdisebabkan oleh berbagai alasan dengan sudut pandang yang berbeda,yaitu

  • Kodak belum memiliki Learning Organization. Perusahaan ini belumdapat menggali dan mengolah pengalaman yang dialaminya untuk mengembangkan potensi yang dimiliki perusahaan.
  • Kodak tidak dapat mempertahankan dan memperbaharui kualitas daninovasi yang pernah menjadi competitive advantage untuk bersaingdengan perusahaan pesaing lain.
  • Kodak tidak melakukan analisis lingkungan dengan baik. Perusahaanini tidak melakukan environment scanning, development scenario,dan forecast dengan baik sehingga salah mengambil keputusan.Kodak juga tidak melakukan bench marking sehingga kamera digitalyang dikeluarkan untuk membangkitkan perusahaan ini tidak lakudipasaran karena tidak memenuhi selera masyarakat.
  • Lingkungan persaingan Kodak mencakup pembeli, pesaing, dan barang substitusi dari kamera digital mempengaruhi penjualan produk Kodak.
  • Kodak melakukan kesalahan manajemen strategi. Disaat pesaingsudah mengembangkan kamera digital, perusahaan ini hanyamengembangkan strategi setengah-setengah yaitu kamera perpaduanantara digital dan analog yang tidak menguntungkan perusahaan.
2.  Kodak berada pada kategori Dogs dalam hal produk kamera sehinggamembuat perusahaan ini melakukan divestasi dan mengalihkan fokus bisnisnya.
3. Analisis SWOT diperluakn bagi perusahaan untuk dapat menciptakan strategi-strategi yang tepat  untuk dapat mengembangkan potensinya


Sharp. Sony. Panasonic. Sanyo. toshiba
Kenapa si jadi jatuh? Menurut web yang telah kami baca:
Industri elektronika mereka yang begitu digdaya 20 tahun silam, pelan-pelan memasuki lorong kegelapan yang terasa begitu perih.
Pada beberapa bulan lalu, Sony diikuti Panasonic dan Sharp mengumumkan angka kerugian trilyunan rupiah. Harga-harga saham mereka merosot anjlok. Sanyo bahkan harus rela menjual dirinya lantaran sudah hampir gulung tikar. Sharp berencana menutup divisi AC dan TV Aquos-nya, Sony dan Panasonic akan mem-PHK ribuan karyawan mereka, Dan Toshiba kemungkinan sebentar lagi divisi notebook-nya mungkin akan bangkrut (setelah produk televisi mereka juga mati).
Toshiba dibentuk pada tahun 1939, merupakan hasil merger dari dua perusahaan. Tokyo Denki adalah perusahaan yang bergerak dibidang consumer goods dan perusahaan mesin Shibaura Seisakusho. Mengambil beberapa huruf didepan dari masing-masing perusahaan “TO” dan “SHIBa” maka lahirlah merek Toshiba. Pada tahun 1984 perusahaan itu resmi berubah menjadi Toshiba Corporation. Grup ini makin kuat melalui pertumbuhan internal dan melalui akuisisi perusahaan rekayasa alat berat dan perusahaan industri primer pada 1940-an dan 1950-an. Kemudian pada 1970-an dan seterusnya, anak perusahaan mulai didirikan, yaitu: grup Toshiba Lighting & Teknologi (1989), Toshiba Carrier Corporation (1999), Toshiba Elevator & Building System Corp (2001), Toshiba Solutions Corp (2003), Toshiba Medical Systems Corp (2003) dan Toshiba Materials Co Ltd (2003).

Toshiba Corporation adalah salah satu perusahaan diversifikasi produsen dan pemasar produk digital, perangkat elektronik dan komponen, sistem infrastruktur sosial dan Home appliances. Sebagai pendiri dan inovator terkemuka dalam komputasi portabel dan produk-produk jaringan, Toshiba mulai memasarkan notebook, PC, dan PC server untuk rumah, kantor dan pengguna mobile. Toshiba Qosmio Notebook PC memimpin jalan dalam konvergensi komputasi dan kemampuan, menawarkan konsumen yang lengkap solusi hiburan pribadi. Sementara itu, seri “Tipis dan Ringan” membawa tingkat mobilitas tinggi dan daya tahan untuk notebook PC untuk penggunaan bisnis di era ini.

Toshiba memproduksi semua jenis laptop, dari model Libretto yang lucu dan ultra portabel sampai model multimedia Qosmio keren. Laptop Toshiba juga populer di Amerika dan Eropa. Apakah pengguna mencari pengganti desktop, laptop untuk mahasiswa atau laptop untuk game, akan ada sesuatu yang cocok bagi mereka di antara rangkaian yang tak terhitung jumlahnya seperti notebook Toshiba Libretto, Portege, Qosmio, Satellite dan Portege.
Tapi kenapa kok toshiba termasuk kedalam perusahaan yang akan kolaps? Mungkin karena kultural bangsa yang sangat kental dengan adat dan budaya orang jepang, menyebabkan toshiba dalam beberapa tahun kedepan akan kolaps, jika tidak merubah cara kerja perusahaan yang terlalu mengikuti adat istiadat kekeluargaan yang kental untuk musyawarah.
Mungkinkah ini pertanda bye-bye akan di ucapkan? Mengapa di industri raksasa jepang ini kian jatuh?
rencana nya Panasonic akan membeli 100% saham di sanyo untuk membuat produk yang ramah lingkungan dan nyaman. Saat ini sudah ada setar 51% saham yang ada di sanyo adalah milik Panasonic, dan mungkin karena sanyo tidak bisa bertahan dengan pesaing yang seperti ini, maka secara perlahan saham yang ada di sanyo telah di beli oleh panasonic. Secara terpisah, Panasonic Corp juga mengeluarkan laporan keuangannya. Kinerja keuangan itu memperlihatkan bahwa Panasonic dapat bangkit dari keterpurukan setelah terjadi krisis finansial global.
Total laba untuk periode April-Juni mencapai 43,7 miliar yen, dibandingkan dengan kerugian sebesar 53 miliar yen pada periode sama tahun lalu ketika krisis membuat orang enggan berbelanja.
Pendapatan kuartalan naik 35 persen menjadi 2,161 triliun yen karena penjualan bertumbuh pada pasar-pasar luar negeri untuk berbagai macam produk, seperti pesawat televisi berlayar datar, perekam, mesin pendingin udara, baterai isi ulang, semikonduktor, dan panel tenaga surya.
Walaupun demikian, Panasonic masih menghadapi persaingan ketat tidak hanya dari produsen lokalnya seperti Sony, tetapi juga dari produsen lain, misalnya Samsung dari Korea Selatan yang juga gencar memproduksi televisi berlayar datar.
”Untuk selamat dari persaingan tersebut dan untuk mempertahankan pertumbuhan pada pasar-pasar baru, penting untuk melakukan strategi yang tepat dan terus memperkuat perusahaan,” demikian pernyataan manajemen Panasonic.
Panasonic juga sangat optimistis dengan kinerjanya. Mereka menaikkan perkiraan laba untuk satu tahun fiskal hingga Maret 2011 menjadi 977 juta dollar AS dari penjualan yang ditargetkan sebesar 102 miliar dollar AS. Sebelumnya, Panasonic hanya mengharapkan laba sebesar 575 juta dollar AS dari penjualan sebesar 101 miliar dollar AS. Jika tercapai, itu merupakan laba Panasonic pertama setelah selama dua tahun berturut-turut menderita kerugian.
Baterai jenis baru produk andalan Sanyo, yang disebut ion lithium, di pasaran saat ini banyak digunakan pada berbagai perlengkapan elektronik, seperti laptop dan telepon seluler. Akan tetapi, mereka merasa hal tersebut belum cukup dan ingin merambah lagi menjadi pemain utama pada kendaraan listrik.
Panasonic juga telah menjalin kerja sama dengan Toyota Motor Corp untuk memproduksi baterai bagi kendaraan hibrida dan listrik. Sanyo yang telah bekerja sama dengan Honda Motor Co, Volkswagen AG, dan Ford Motor Co tampaknya akan memperluas kemitraannya dengan produsen mobil lain.

Produk Samsung dan LG yang merupakan produk negara Korea ini mungkin di mata orang Jepang tampak seperti predator yang telah meremuk-redamkan mereka di mana-mana. Di sisi lain, produk-produk serupa dari China dan produk domestik dengan harga yang amat murah juga terus merongrong pasar produk Jepang, terutama penjualan yang dilakukan di Indonesia. Lalu, dalam kategori digital gadgets, Apple juga telah membuat Sony seperti bukan saingannya lagi. Akan kah Sony bisa berjaya seperti sebelumnya?
Kenapa si.. perusahaan jepan itu sekarang seperti ini,?
 Ada tiga faktor penyebab fundamental yang bisa kita petik sebagai pelajaran.
Faktor 1 : Harmony Culture Error. Dalam era digital seperti saat ini, kecepatan adalah kunci. Speed in decision making. Speed in product development. Speed in product launch. Dan persis di titik vital ini, perusahaan Jepang termehek-mehek lantaran budaya mereka yang mengangungkan harmoni dan konsensus.
Datanglah ke perusahaan Jepang, dan Anda pasti akan melihat kultur kerja yang sangat mementingkan konsensus. Top manajemen Jepang bisa rapat berminggu-minggu sekedar untuk menemukan konsensus mengenai produk apa yang akan diluncurkan. Dan begitu rapat mereka selesai, Samsung atau LG sudah keluar dengan produk baru, dan para senior manajer Jepang itu hanya bisa melongo.
Budaya yang mementingkan konsensus membuat perusahaan-perusahaan Jepang lamban mengambil keputusan (dan dalam era digital ini artinya tragedi).
Budaya yang menjaga harmoni juga membuat ide-ide kreatif yang radikal nyaris tidak pernah bisa mekar. Sebab mereka keburu mati : dijadikan tumbal demi menjaga “keindahan budaya harmoni”. waaaoow

Faktor 2 : Seniority Error. Dalam era digital, inovasi adalah oksigen. Inovasi adalah nafas yang terus mengalir. Sayangnya, budaya inovasi ini tidak kompatibel dengan budaya kerja yang mementingkan senioritas serta budaya sungkan pada atasan.
Sialnya, nyaris semua perusahaan-perusahaan Jepang memelihara budaya senioritas. Datanglah ke perusahaan Jepang, dan hampir pasti Anda tidak akan menemukan Senior Managers dalam usia 30-an tahun. Never. Istilah Rising Stars dan Young Creative Guy adalah keanehan.
Promosi di hampir semua perusahaan Jepang menggunakan metode urut kacang. Yang tua pasti didahulukan, no matter what. Dan ini dia : di perusahaan Jepang, loyalitas pasti akan sampai pensiun. Jadi terus bekerja di satu tempat sampai pensiun adalah kelaziman.
Lalu apa artinya semua itu bagi inovasi ? Kematian dini. Ya, dalam budaya senioritas dan loyalitas permanen, benih-benih inovasi akan mudah layu, dan kemudian semaput. Masuk ICU lalu mati.

Faktor 3 : Old Nation Error. Faktor terakhir ini mungkin ada kaitannya dengan faktor kedua. Dan juga dengan aspek demografi. Jepang adalah negeri yang menua. Maksudnya, lebih dari separo penduduk Jepang berusia diatas 50 tahun.
Implikasinya : mayoritas Senior Manager di beragam perusahaan Jepang masuk dalam kategori itu. Kategori karyawan yang sudah menua.
Disini hukum alam berlaku. Karyawan yang sudah menua, dan bertahun-tahun bekerja pada lingkungan yang sama, biasanya kurang peka dengan perubahan yang berlangsung cepat. Ada comfort zone yang bersemayam dalam raga manajer-manajer senior dan tua itu.
Dan sekali lagi, apa artinya itu bagi nafas inovasi? Sama : nafas inovasi akan selalu berjalan dengan tersengal-sengal.
Demikianlah, tiga faktor fundamental yang menjadi penyebab utama mengapa raksasa-raksasa elektronika Jepang limbung. Tanpa ada perubahan radikal pada tiga elemen diatas, masa depan Japan Co mungkin akan selalu berada dalam bayang-bayang kematian.